Kamis, 02 Februari 2017

AHOK SI BUAH SIMALAKAMA


Oleh Agus effendi

Buah Simalakama sering dibuat sebagai kalimat perandaian atau berupa pepatah lama yang diartikan sebagai suatu keadaan yang paling tidak mengenakkan terjadi pada seseorang. Sesuatu keadaan atau suasana dimana seseorang tidak mampu untuk membuat suatu keputusan berdasarkan akal dan pikiran karena apapun yang dikerjakan akan mendapat resiko besar sebagai akibat dari perbuatan tersebut, sementara keadaan tersebut harus dijalani. Tak dimakan ayah yang mati, dimakan pun ibu yang mati. Apalagi dimakan sebagian tak dimakan sebagian, mungkin keduanya mati. Sepertinya pepatah itu cocok untuk kondisi yang dihadapi rezim saat ini.

Kita flash back kebelakang di mana situasi yang terjadi di negeri ini yang makin lama makin memanas di awali dari kasus ahok yang menista AL Maidah ayat 51.

Saking bingungnya pemerintah dalam menyelamatkan ahok, sampai sibuk lobi sana lobi sini..tapi apa yang terjadi apakah berhasil ..? Ahh bukannya berhasil tapi bener bener bagai makan buah simalakama..

Lobi tidak menghasilkan apa apa selain malah menampakan di mana pemerintah berpihak dan sudah bisa di tebak mereka berpihak pada ahok si buah simalakama.rezim di buli di sana sini dengan sebutan rezim panik.ketika lobi ke sana sini tidak berhasil mereka unjuk kekuatan dengan safari ke seluruh Instasi militer dengan maksud agar rakyat tahu siapa yang ada di belakang mereka .

Apakah berhasil..? tidak,bahkan malah semakin memperlihatkan kepanikan rezim ini dalam menghadapi kasus ahok. Ahh bagai makan simalakama,diam salah bergerak juga salah.

Pertanyaannya Ahok yang menistakan agama tapi kenapa Jokowi yang wira wiri …?
Ada hubungan apa Ahok dengan Jokowi …?

Barangkali meme yang beredar di medsos cukup memberi kita gambaran bahwa dalam dunia politik jokowi adalah kakaknya ahok ,dengan megawati berperan sebagai ibu bagi mereka.
Sehingga sebagai kakak sangat wajar jokowi membela adik nya,makanya sibuk wara wiri.

Tapi ini hanya gambaran utk menggambarkan hubungan mereka karena pada dasarnya kita semua tau jokowi,ahok dan megawati tidak ada hubungan darah sama sekali apalagi sampai saudara dan kakak adik.

Bahkan yang terbaru ketika ahok dan penasehat hukumnya secara kasar mengancam RAIS Aam NU KH.MA’RUF AMIN, yang sibuk minta maaf hanya untukmendinginkan suasana bukan ahok dan penasehat hukumnya,tetapi malah Luhut Panjaitan,Kapolda metro jaya dan pangdam jaya.

Ada hubungan apa mereka dengan ahok ..?bukankah sebagai orang yang mewakili institusi pemerintah harusnya mereka bersikap netral..? Ahh lagi lagi mereka bagai makan buah simalakama,diam salah bergerak salah.

Diam situasi semakin panas,bergerak akhirnya pun salah langkah akhirnya di buli di mana mana,bahkan semakin terlihat di mana mereka berpihak.

Lobi sana sini tidak menghasilkan apa apa mereka beralih dengan menggunakan kriminalisasi
Habib, Kyai Haji, Da'i, Ustadz, Ulama menjadi sasaran kriminalisasi bahkan nurul fahmi yang kelasnya simpatisan tak luput jadi sasaran.tujuannya hanya satu menyelamatkan sang penista agama.

Dari semua orang yang di jadikan sasaran kriminalisasi sangat jelas mereka mengincar Habib Rizieq sebagai sasaran utamanya.mereka dengan terang terangan mengkriminalisasi Habib Rizieq dengan berbagai isu yang sangat di paksakan,mulai dari kasus lahan,ancaman pembunuhan terhadap pendeta,bahkan ceramah habib tentang surat al ikhlas pun jadi bahan laporan.kasus terakhir tesis S2 habib Riziek tentang panca sila malah di laporkan sebagai penistaan terhadap panca sila,bahkan Habib Riziek di jadikan tersangka.

Apakah upaya kriminalisasi terhadap Habib, Kyai Haji, Da'i, Ustadz, Ulama berhasil menyelamatkan ahok..? lagi lagi mereka bagai makan buah simalakama ….

Laporan - laporan atas Habib Rizieq justru akan menjadi blunder besar untuk Jokowi, apalagi jika Habib Rizieq sampai di masukan penjara, akan terjadi kekacauan di setiap kota dan terutama Jakarta. Akan terjadi chaos , dan Jokowi tumbang.

Simalakama politik tercipta karena terkungkung paradigma sekulerisme. Seakan tiada solusi lain selain itu. Atau bahkan sebagian sudah ada yang merasa nyaman dengan status quo, sehingga impian keluar darinya dianggap mengganggu zona nyaman. Entahlah. Mungkin demikian adanya.

Sebenarnya simalakama politik bisa diakhiri. Buang saja buah simalakama yang disajikan kemudian ganti dengan buah-buahan yang segar dan layak konsumsi.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Social

Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook

Arsip Blog

Theme Support